Sebagian orang mengatakan bahwa waktu muda adalah untuk hidup
berfoya-foya dan masa bersenang-senang. Guyonan sebagian pemuda
”Kecil dimanja, muda
foya-foya, tua kaya
raya, dan mati
masuk surga” adalah hal yang tak
mungkin karena bagaimana mungkin waktu
muda foya-foya, tanpa
amalan sholeh, lalu mati bisa masuk surga ?.
Rasulullah pernah menasehati seorang
sahabat yang tatkala itu berusia muda yaitu Ibnu Umar ra. Beliau memegang
pundaknya lalu bersabda, “Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai
orang asing atau pengembara” (HR. Bukhari no. 6416). Rasulullah memisalkan
orang yang hidup di dunia ini dengan orang asing (al ghorib) yang tidak memiliki tempat
berbaring dan tempat tinggal. Lalu Beliau mengatakan lebih yaitu memisalkan dengan pengembara yang
bermaksud menuju negeri yang jauh. Manusia
seperti ini tidaklah tinggal kecuali hanya sebentar
sekali, sekejap mata.
Negeri asing dan tempat pengembaraan yang dimaksudkan disini ini adalah dunia dan
negeri tujuannya ialah akhirat. Hadits ini
mengingatkan kita dengan kematian
sehingga kita jangan berpanjang angan. Hadits ini juga mengingatkan kita supaya
mempersiapkan diri untuk negeri akhirat dengan amal sholeh.
Dalam hadits lainnya, Rasulullah bersabda, ”Apa peduliku
dengan dunia?! Tidaklah
aku tinggal di dunia melainkan
seperti musafir yang berteduh di bawah
pohon dan beristirahat, lalu musafir itu
meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2551).
Manfaatkanlah Waktu Muda
Lakukanlah lima hal sebelum terwujud lima hal lain. Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah
bersabda, ” Manfaatkan lima
perkara sebelum lima perkara yaitu :
Waktu mudamu sebelum
datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum
datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim
dalam Al
Mustadroknya).
Beramal Waktu Muda Akan Bermanfaat Waktu Tua
Dalam surat At Tiin, Allah telah bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para Nabi
‘Ulul Azmi yaitu
Baitul Maqdis yang terdapat buah tin dan zaitun tempat diutusnya Nabi
‘Isa, Bukit Sinai tempat Allah berbicara
langsung dengan Nabi Musa, Negeri
Mekah, tempat diutus Rasulullah. ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya (QS. At Tiin 4-6).
Masa tua adalah masa tidak semangat untuk
beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa
kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda. Allah berfirman dalam surat Ar Ruum 54 : ”Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”.
Dalam ayat ini, Allah menceritakan mengenai
fase kehidupan, tahap demi tahap yang awalnya adalah dari tanah, lalu berpindah
ke fase nutfah, beralih ke fase ‘alaqoh (segumpal darah), lalu ke
fase mudh-goh (segumpal daging), lalu berubah menjadi
tulang yang dibalut
daging. Setelah itu ditiupkanlah ruh, kemudian dia keluar
dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil dan tidak begitu kuat. Lalu berkembang
perlahan hingga menjadi seorang anak lalu berkembang lagi menjadi
seorang pemuda, remaja.
Inilah fase kekuatan
setelah sebelumnya berada dalam
keadaan lemah. Setelah itu, menginjak
fase dewasa (30-50 tahun). Pada
fase ini berkurang sifat lahiriyah maupun batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar