Manusia seperti kita di era modernisasi ini
dikepung oleh banyak pintu menuju surga dan lebih tak terhitung lagi pintu
menuju neraka. Salah satu pintu yang terpenting adalah anak-anak yang Allah
amanahkan kepada kita.
Seperti apakah sebenarnya ”anak shalih ?”.
Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda bahwa ketika seorang mukmin meninggal
dunia, maka terputuslah amal shalih yang memberinya pahala keuali tiga hal
yaitu : sedekah jariyah, anak shalih yang mendoakan, dan ilmu yang bermanfaat.
Apakah kita telah memiliki ketiga investasi besar dalam hidup kita itu ????
Anak shalih adalah muslim yang aqidahnya
salim (lurus dan selamat), ibadahnya shahih (berdasar tuntunan yang benar),
ilmunya kamil (sempurna), amalan, jasmani serta emosinya baik. Seorang anak
akan jadi catatan baik atau buruk bagi pengadilan Allah, sehingga Allah ridha
dan berkenan memasukkan ke surga atau melaknat masuk ke neraka.
Mengingat pentingnya hal tersebut maka pola
pengasuhan dan pendidikan dari orang tua perlu menyentuh aspek ruhiyah,
jasadiyah, syu-uriyah (emosi), dan aqliyah (kecerdasan akal). Hal ini tentunya
mengau pada ara-ara pendidikan di zaman Rasulullah dan para sahabat serta para
tabiin yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah Rasulullah Shalluallahu ‘alayhi
wa Sallam.
Merekalah teladan bagi orang tua muslim dalam mendidik
anak karena selalu menyandarkan semua kativitas pendidikan dan kehidupan kepada
Al Quran dan Sunnah Rasulullah, yang tak akan lekang oleh zaman baik semodern
apapun.Pembinaan Ruhiyah
Langkah awal sebelum mendidik, tentu saja
orang tua harus lebih dahulu belajar tentang aqidah yang benar yaitu iman
kepada Allah sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta. Iman kepada Allah
sebagai satu-satunya yang disembah, dan iman kepada nama dan sifat Allah.
Langkah berikut yaitu menanamkan kepada
anak rukun islam dan rukun iman yang diikuti latihan beribadah praktis seperti
wudhu dan sholat, serta doa-doa pendek sebelum memulai membaca, menghafal dan
memahami Al Quran.
Pembangunan Jasad
Rasulullah menyampaikan pada kita bahwa
Allah lebih menyukai muslim yang kuat daripada muslim yang lemah. Dalam hal ini
orang tua membentuk jasad anak dengan memberi asupan makanan yang halal dan
baik.
Pembinaan Emosi
Allah menciptakan manusia dengan emosi dan
perasaan sebagai perlengkapan lahir dan batin yang sempurna. Allah menciptakan wanita
dengan kekayaan emosi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi baik sebagai istri
dan ibu yang disukai Allah Ta’ala. Kaum lelaki diiptakan dengan tugasnya
melindungi wanita dan anak-anak.
Pembangunan Kecerdasan
Umat Islam membutuhkan muslim cerdas yang ditandai dengan ketaat dan
kedekatannya kepada Allah. Manusia yang senang belajar dan merenungkan
penciptaan dirinya dan seluruh alam semesta ini serta yang pandai bersyukur dan
memanfaatkan hidupnya untuk persiapan kematiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar