Rabu, 26 Februari 2014

MENUJU QURANIC PARENTING




Manusia seperti kita di era modernisasi ini dikepung oleh banyak pintu menuju surga dan lebih tak terhitung lagi pintu menuju neraka. Salah satu pintu yang terpenting adalah anak-anak yang Allah amanahkan kepada kita.
Seperti apakah sebenarnya ”anak shalih ?”. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda bahwa ketika seorang mukmin meninggal dunia, maka terputuslah amal shalih yang memberinya pahala keuali tiga hal yaitu : sedekah jariyah, anak shalih yang mendoakan, dan ilmu yang bermanfaat. Apakah kita telah memiliki ketiga investasi besar dalam hidup kita itu ????
Anak shalih adalah muslim yang aqidahnya salim (lurus dan selamat), ibadahnya shahih (berdasar tuntunan yang benar), ilmunya kamil (sempurna), amalan, jasmani serta emosinya baik. Seorang anak akan jadi catatan baik atau buruk bagi pengadilan Allah, sehingga Allah ridha dan berkenan memasukkan ke surga atau melaknat masuk ke neraka.
Mengingat pentingnya hal tersebut maka pola pengasuhan dan pendidikan dari orang tua perlu menyentuh aspek ruhiyah, jasadiyah, syu-uriyah (emosi), dan aqliyah (kecerdasan akal). Hal ini tentunya mengau pada ara-ara pendidikan di zaman Rasulullah dan para sahabat serta para tabiin yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah Rasulullah Shalluallahu ‘alayhi wa Sallam.
Merekalah teladan bagi orang tua muslim dalam mendidik anak karena selalu menyandarkan semua kativitas pendidikan dan kehidupan kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah, yang tak akan lekang oleh zaman baik semodern apapun.

Pembinaan Ruhiyah


Langkah awal sebelum mendidik, tentu saja orang tua harus lebih dahulu belajar tentang aqidah yang benar yaitu iman kepada Allah sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta. Iman kepada Allah sebagai satu-satunya yang disembah, dan iman kepada nama dan sifat Allah. 
Langkah berikut yaitu menanamkan kepada anak rukun islam dan rukun iman yang diikuti latihan beribadah praktis seperti wudhu dan sholat, serta doa-doa pendek sebelum memulai membaca, menghafal dan memahami Al Quran.

Pembangunan Jasad


Rasulullah menyampaikan pada kita bahwa Allah lebih menyukai muslim yang kuat daripada muslim yang lemah. Dalam hal ini orang tua membentuk jasad anak dengan memberi asupan makanan yang halal dan baik.

Pembinaan Emosi


Allah menciptakan manusia dengan emosi dan perasaan sebagai perlengkapan lahir dan batin yang sempurna. Allah menciptakan wanita dengan kekayaan emosi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi baik sebagai istri dan ibu yang disukai Allah Ta’ala. Kaum lelaki diiptakan dengan tugasnya melindungi wanita dan anak-anak.

Pembangunan Kecerdasan


Umat Islam membutuhkan muslim  cerdas yang ditandai dengan ketaat dan kedekatannya kepada Allah. Manusia yang senang belajar dan merenungkan penciptaan dirinya dan seluruh alam semesta ini serta yang pandai bersyukur dan memanfaatkan hidupnya untuk persiapan kematiannya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar