Rabu, 26 Februari 2014

Menyambut Buah Hati Islami



Di antara keutamaan syari'at Islam ialah penjelasan hukum berkaitan dengan anak yang dilahirkan dan dasar yang berkaitan dengannya. Dengan demikian orang tua dapat melaksanakan kewajiban terhadap anak yang dilahirkan secara jelas. Alangkah layaknya bagi setiap orang yang bertanggung jawab terhadap masalah pendidikan  secara sempurna sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah diletakkan oleh Islam. Sesungguhnya anak memiliki hak-hak yang harus diberikan orang tuanya sebagaimana orang tua mempunyai hak atas dirinya.

Mensyukuri Kehadiran Buah Hati


Kewajiban orang tua ketika diberi anugerah oleh Allah adalah bersyukur kepada pemberi nikmat dan ridha dengan apa yang telah diberikan kepadanya baik berupa anak laki-laki atau perempuan walaupun Allah memberinya tidak seperti yang diinginkan. Hal ini adalah hak Allah semata yang tak satu pun dari makhluk-Nya ikut  dalam proses penciptaan dan pembentukan janin dalam rahim ibunya. Allah berfirman dalam surat Al Hasyr 24 “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Tidaklah sepantasnya bagi orang tua murka atau marah atau tidak puas disebabkan hanya karena kondisi anak tidak seperti yang mereka kehendaki. Rasulullah bersabda ”Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk, penampilan, dan harta kalian. Akan tetapi Alloh melihat hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim 1987,2147).
Orang tua haruslah mengakui nasab anaknya dan tidak mengingkarinya walau kondisi anak tidak sesuai keinginan. Rasulullah telah bersabda  ”Suatu kekufuran bagi seseorang yang mengaku-aku satu nasab padahal dia tidak mengetahuinya atau mengingkari nasab walaupun sedikit (tidak nampak)” (HR. Ibnu Majah dalam Kitab Faraidh, dinyatakan hasan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Sunan Ibnu Majah 2744).

Mentahnik dan Mendoakan Keberkahan Bayi


Rasulullah memberikan petunjuk untuk  menyambut sang bayi adalah mentahnik dan mendo'akan keberkahan bagi sang bayi yang baru lahir. Dalam hadits yang diriwayatkan Ummul Mukminin Aisyah ra.ا, beliau mengatakan ”Suatu ketika dibawa kepada Rasulullah anak bayi yang baru lahir, maka Nabi mendo'akan keberkahan dan mentahniknya”(HR. Muslim  2147).

Menyusui


Allah memerintahkan kepada para ibu untuk menyusui anaknya hingga sempurna usia dua tahun. Allah berfirman : ”Para ibu hendaklah menyusui anaknya selama dua tahun penuh bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS. Al-Baqarah : 233). Pemberian Asi berdasar uji medis jauh memberi kebaikan disamping susu buatan dan juga hubungan batin (psikologi) antara ibu dan anak akan semakin kuat. Apabila seorang ibu tidak dapat memberikan ASI pada anaknya karena suatu sebab maka dalam Islam diperbolehkan menyusukan anaknya pada  wanita yang shalihah selain ibunya. 

Memberi Nama Yang Baik


Kalau ditinjau dari segi psikologis, anak sangat dominan terpengaruh dengan nama dan panggilan yang disandangnya. Terkadang anak merasa rendah diri karena nama yang disandangnya tidak seindah nama teman-temannya atau maknanya kurang mengagumkan. Kadang sebaliknya anak bisa sombong disebabkan nama yang disandangnya yang maknanya mengandung tazkiyah (penyucian) pada dirinya. Karena itu orang tua wajib memberikan nama yang islami dan baik bagi anak-anaknya.

Aqiqah


Rasulullah mensunahkan pada orang tua  untuk mengaqiqahi anaknya sebagaimana sabda Beliau ”Bayi laki-laki hendaknya diaqiqahi dua ekor kambing sedangkan untuk bayi perempuan satu ekor kambing.” (HR. Ahmad 6/31, Tirmidzi 4/96/1513 dan dinyatakan shahih oleh Imam al-Albani)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar