Rabu, 26 Februari 2014

Makin Unggul Berkat Muhasabah



Islam mengajarkan konsep quality control kehidupan yang paling dahsyat dan menyediakan alat pengukur tercanggih. Pelaksanaan quality control yang tekun akan menghasilkan pribadi muslim yang tanguh dengan kesuksesan sejati. Setiap akhir tahun kita harus melakukan evaluasi, membuat resolusi dan mengira setahun kedepan akan kita isi hanya dengan hal-hal positif.
Namun proses evaluasi mana yang lebih canggih daripada perintah Allah yang satu ini : Yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al Hasyr : 18).
Allah tidak memerintahkan kita untuk mengevaluasi diri dan kehidupan kita untuk satu tahun kedepan, tetapi untuk sebuah kehidupan abadi yang baik buruknya ditentukan oleh baik buruknya kehidupan kita saat ini. Yang luar bisaa adalah kita tidak tahu kapan akan kita mulai kehidupan abadi itu ?.
Teori manajemen diri dan perusahaan mana yang mengajarkan evaluasi dan performance appraisal 5 kali sehari, sebagai alat quality control. Islam memberi kita konsep evaluasi diri dan quality control paling baik yang apabila dilaksanakan akan membentuk pribadi professional dan highly effective karena selalu menyesali semua kesalahan dan bergegas memberi yang terbaik dari dirinya.
Seorang muslim setiap waktu wajib untuk bertaubat dan bermuhasabah. Taubat ialah meninjau perbuatan dengan menyesalinya setelah dikerjakan. Allah berfirman ”Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya (QS. Al Araf : 201).



Hisab akan terasa ringan bagi orang yang menghisab diri mereka didunia, dan akan menjadi berat di akherat bagi orang yang mengambil perkara ini tanpa muhasabah. Allah berfirman yang artinya : ”Aku bersumpah dengan hari kiamat dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)” (QS. Al Qiyamah 1-2).
Lalu mengapa orang yang berakal tidak mau  untuk menghisab dirinya sendiri menyangkut kesengsaraaan atau kebahagiaan selama-lamanya. Pengabaiak ini tak lain karena kelalaian, kehinaan dan sedikitnya taufik dari Allah.
Modal seorang hamba Allah dalam agamanya adalah berbagai kewajiban, keuntungannya adalah berbagai amal sunnah dan keutamaan, sedangkan kerugiannya adalah berbagai kemaksiatan. Jika ada amal yang ditunaikan kurang sempurna maka ia akan menutupinya dengan berbagai amalan sunnah, jika mekalukan maksiat maka ia sibuk memberi hukuman pada dirinnya. Hendaknya manusia menghisab dirinya sebelum Allah melakukannya di hari pembalasan nanti.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar