Rabu, 26 Februari 2014

Sukses dan Bahagia dengan Kecerdasan Al Quran




Ahimsa Riyadi dalam bukunya ”Quarani Quotient for A Lasting Succes (Panduan Menggunakan Keerdasan Al Qur’an untuk Kesuksesan Dunia Akherat)”, mengupas 3 prinsip kesuksesan dunia akheratyaitu personal improvement, spiritual development, dan social empowerment. Ahimsa berpendapat bahwa keberhasilan seseorang dalam bidang apapun takkan pernah lepas dari tiga hal tersebut.


Pengembangan Diri


Ahimsa menjabarkan cara untuk membangun serta meningkatkan kualitas diri adalah dengan membaa Al Kitab. Al Kitab dalam hal ini bukan semata bermakna Al Qur’an tetapi semua yang tertulis, dapat dibaca dan dapat dilihat pada alam semesta maupun dalam diri manusia. Prestasi yang diapai bangsa Eropa dan Islam pada zaman Abbasiyah dan Umayyah karena kemauan mereka membaa dan memahami Al Kitab. Jadi Al KItab dalam pengertian lebih umum yaitu ayat-ayat Allah yang dipahami, dianalisis, dan dijadikan solusi bagi tiap permasalahan manusia. Allah berfirman dalam surat Faathir : 29 yang artinya "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.


Masuklah dari berbagai pintu


Islam mengajarkan dalam mengatasi masalah jangan hanya menghadapi dengan satu cara atau satu pintu saja. Artinya setelah menempuh satu ara dan tidak berhasil, maka jangan lalu berhenti berusaha dan enggan menari solusi lain tetapi justru harus terus menari ara dan solusi lain yang tepat. Allah berjanji dalam surat Alam Nasyrah : 5 yang artinya : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Membaca Diri 


Bagi orang yang menghendaki keberhasilan maka kemampuan membaca diri mutlak diperlukan. Karena banyak orang tidak tahu potensi dan kemampuan dirinya yang ujungnya tidak bisa keluar dari masalah yang dihadapi. Kurangnya kepercayaan diri dapat menyebabkan ketidakmampuan membaca potensi diri.
Kapabilitas seseorang dalam membaa potensi, kapasitas dan kemampuan diri berperan penting saat seseorang ingin menetapkan visi atau impian yang hendak diraih di masa depan. 
Adapun tahap pembacaan diri terbagi 2 tahap:
1.  Membaca diri sebelum menetapkan target dan impian yang ingin diraih.
2.  Membaca diri ketika menjalani perjuangan menapai impian dan target tersebut.

Jangan Berputus Asa


Dalam proses meraih cita-cita tentu banyak aral melintangi langkah kita yang jangan sampai semua rintangan itu membuat kita berputus asa, berprasangka buruk ataupun menghilangkan kepercayaan kita kepada Allah. Apalagi sampai membuat kita menjadikan sesuatu selain Allah menjadi tempat memohon dan pengharapan.  

Pembangunan Spiritual


Dibutuhkan kematangan spiritual dan kedewasaan jiwa untuk tumbuh menjadi pribadi sukses lahir batin serta bahagia dunia dan akherat. Pembanunan spiritual bermakna mengembangkan jiwa menuju pribadi yang sempurna, otonom, dan tak terpengaruh apapun selain kehandak Allah. Mendirikan sholat menjadi cara untuk menjaga kesinambungan hubungan dengan Allah. Apabila kesinambungan itu terjaga, maka tidak ada alas an bagi manusia untuk takut pada kesulitan ataupun kegagalan. Kondisi ini otomatis akan menciptakan sikap optimis dan pantang menyerah seseorang.
Jiwa yang selalu diasah dengan sholat dan mengingat Allah akan membentuk benteng yang dapat menghalangi diri dari melakukan sesuatu yang dibenci Allah. ”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku” (QS. Thaahaa  : 14).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar