Syahadat
Laa ilaaha illallah merupakan pondasi dasar dienul Islam. Ia merupakan rukun pertama
dari rukun Islam yang lima. Kalimat Laa ilaaha illallah merupakan kalimat yang
menjadi pemisah antara mukmin dan kafir. Ia menjadi tujuan diciptakannya
makhluk. Ia juga merupakan sebab di utusnya para rasul. Kalimat Laa ilaaha
illallah ini pula ditegakkan timbangan keadilan dan catatan amal. ialah materi
utama yang akan ditanyakan dan dihisab, merupakan asas agama, merupakan hak
Allah atas hamba-Nya untuk masuk Islam dan kunci keselamatan, penentu surga dan
neraka.
Kita
terkadang melihat sebagian kaum muslimin setelah mengucapkan kalimat Laa ilaaha
illallah, telah merasa bahwa dirinya sudah selamat dari api neraka dan sudah
pasti masuk surga. Mereka tidak lagi melihat haram dan haram, tidak memperhatikan
lagi apakah melakukan ke-syirik-kan atau tidak, apakah telah melakukan perbuatan
yang bisa membatalkan syahadatnya atau tidak. Selain menyembah Allah mereka juga
menyembah kepada yang lain, datang dan minta ke kuburan, minta berkah kepada
batu atau pohon, menggunakan jimat dan mantra, percaya, dan minta kepada dukun,
serta melakukan perbuatan lainnya yang dapat mengurangi kesempurnaan bahkan
membatalkan syahadatnya.
Syaikh
Sulaiman bin Abdullah menyebutkan makna Laa ilaaha illallah adalah Laa ma’ buda
bihaqqin illa ilaahun wahid (tidak ada yang disembah yang sebenarnya kecuali
ilah yang satu), yaitu Allah yang tunggal yang tiada memiliki sekutu baginya. ”Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"
(QS. Al Anbiya : 25). Makna ilah yang sebenarnya adalah al-ma’bud (sesuatu yang
disembah).
Bersaksi Laa ilaaha illallah harus dengan
tujuh syarat, tanpa syarat-syarat ini tidak bermanfaat bagi yang mengucapkan.
Syarat-syarat tersebut adalah :
- Al-Ilmu artinya mengetahui makna kalimat ini. Karenanya orang yang mengucapkan tanpa memahami makna dan konsekuensinya, ia tidak dapat memetik manfaat sedikitpun, bagaikan orang yang berbicara dengan bahasa tertentu tapi ia tidak mengerti apa yang diucapkannya.
-
Al-Ikhlas artinya ikhlas tanpa disertai kesyirikan sedikitpun. Hal inilah konsekuensi pokok dalam kalimat Laa ilaaha illallah.
-
Al-Yaqin artinya meyakini sepenuhnya kebenaran kalimat ini tanpa ragu dan bimbang sedikitpun.
-
Ash-Shidqu artinya jujur tanpa disertai sifat kemunafikan, karena banyak sekali yang mengucapkan kalimat ini akan tetapi tidak diyakini isinya dalam hati.
- Al-Mahabbah artinya mencintai kalimat ini dan segala konsekuensinya serta merasa gembira dengan hal itu, hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan orang-orang munafik.
-
Al-Inqiyad artinya tunduk dan patuh melaksanakan hak-hak kalimat ini, dengan cara melaksanakan kewajiban atas dasar ikhlas dan mencari ridha Allah, termasuk konsekuensinya.
- Al-Qobul artinya menerima apa adanya tanpa menolak, ini dibuktikan dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar